MUSUH DALAM SELIMUT ITU BERNAMA...
Hapus ini, isi Beberapa HPK Kalian
Setelah dihantam gelombang sanksi yang tak kunjung usai, kini memasuki putaran kedua Liga 1 ieu, musuh dalam selimut PERSIB akhirnya mulai menampakan diri. Musuh dalam selimut itu bernama KONSISTENSI.
Sebelum sayah bahas, mari kita review heula nya… Di awal musim, kita selaku bobotoh disuguhi drama telenovela oleh manajemen PERSIB.
Drama tarik ulur coach Rahmad Darmawan, drama keberlangsungan nasib Essien, drama pemain titipan, nepi ka drama perekrutan Opah Gomez beserta skuad yang harita terkesan “sakitu-kituna”. Manajemen KONSISTEN dengan drama-nya dan kebiasaan merekrut menjelang deadline musim dimulai.
Teu disangka jeung teu dinyana, dengan pelatih, asisten pelatih serta skuad yang awalnya membuat para bobotoh ragu tersebut, kini nyatanya racikan Opah Gomez mulai menunjukan tajinya.
Nama-nama sekelas Ardi Idrus, Ghozali Siregar hingga King Eze anu awalna diragukan, tidak dikenal bahkan dicaci jeung dimaki, dibawah asuhan dan polesan Opah, mereka menunjukan dan membuktikan kebintangannya. Mereka bahkan menjadi idola baru bagi kami bobotoh.
Sayah pribadi salut pisan ka Opah Gomez. Pelatih cerdas, berkarakter, wanian jeung katingali progress na di setiap pertandingan. Musim ieu, PERSIB tak lagi silau dengan kebintangan pemain pada bursa transfer, (lamun titipan mah beja na angger aya da datang na saacan Opah Gomez). Essien ajah di epas lur….
Selain pemain dari antah berantah, para pemain muda anu teu olo-olo, fisikna mumpuni, masih bisa dipoles dan dibentuk karakter permainannya mulai menunjukan taji. Bahkan menggeser pemain bintang dan senior anu musim-musim sebelumnya settle dan tak tergoyahkan di posisinya.
Opah Gomez oge membawa perubahan karakter bermain PERSIB. Skema “Gawirisme” anu dua musim terakhir selalu dipraktekan, tak lagi terlihat. PERSIB jadi compact football. Total bertahan dan total oge dalam menyerang. Leuwih variatif, pemain leuwih kaciri maen make getih baik tandang komo di kandang.
Selain racikannya, Opah Gomez oge dikenal dengan sikapnya yang KONSISTEN dalam mengkritisi. Kritik bagi manajemen anu teu mampu nyadiakeun fasilitas (untuk tim sekelas PERSIB mah asa piraku), kritik bagi PSSI jeung KOMDIS na nu teu baleg nepi ka nu teranyar, kritik nominal bonus ka manajemen.
Opah rungsing basa pra-musim karena merasa pemain tidak mendapat bonus yang semestinya ketika meladeni laga persahabatan anu tiketna selalu sold out.
Entah berapa kali Opah oge melontarkan kritik ketika pemain PERSIB jeung klub teu puguh-puguh diskors atau didenda. Terakhir, pitch invation bobotoh ceunah bakal beunang deui sanksi ti KOMDIS, belum lagi sanksi bagi pemain yang terkesan mengada-ada. Opah KONSISTEN dengan karakternya yang gemar mengkritisi (demi kemajuan persepakbolaan PERSIB dan Indonesia).
Dengan jersey anu leuwih mirip ka jersey balap tibatan jersey sepakbola, stadion nu selalu penuh, rating anu edun jeung sponsor anu mengalir tanpa henti (komo ayeuna di pucuk), kondisi keuangan PERSIB harusnya sehat dan mampu untuk “sekedar” memenuhi ekspektasi Opah. Tapi nyatanya kondisi keuangan ieu oge anu menimbulkan masalah ti baheula.
Ingat ketika Sergio Van Dijk memutuskan hengkang pada 2013 lalu? Konflik pemain dengan manajemen khususnya soal duit ieu memang tidak pernah diekspose ke publik.
Tapi geus jadi rahasia umum. Ayeuna masalah ieu datang deui, kajadian deui, mengancam deui, menggerogoti deui dan menyeruak deui dari dalam tubuh PERSIB. Manajemen KONSISTEN dengan sikapnya yang (tampaknya) tidak transparan atau tidak memenuhi komitmennya dalam hal bonus, sponsorship jeung sajabana.
Sayangnya sifat Opah anu wanian, KONSISTEN jeung rada heuras ieu disikapi oleh manajeman juga dengan KONSISTEN dalam hal loba lila dalam mengambil keputusan.
Tengok jeda putaran kahiji kamari. Dari lima nama nu dipenta Opah ketika transfer window dibuka, ngan Wanggai hungkul nu berhasil direkrut. Eta ge dengan durasi kontrak yang hanya 6 bulan. Sesana?
Entah manajemen KONSISTEN dengan karakterna nu hararese jeung teu percaya atau teuing kunaon. Da asa piraku teu boga duit mah… Masa kita perlu udunan koin buat Opah Gomez biar stay di PERSIB?
KONSISTENSI jajaran manajemen dengan sikapnya yang terkesan serba tanggung, serba lambat dan serba ragu ini adalah bahaya laten yang memiliki potensi untuk terus berulang dan berdampak pada pemain, pelatih, official dan klub secara umum. Ketika PERSIB kini tiis di pucuk, nyatanya angin yang berhembus tiditu tidieu oge semakin kencang. Sayah khawatir kondisi ieu ngaruksak PERSIB. Menggerogoti dari dalam.
Salah satu kelemahan PERSIB dan liga kita secara umum adalah transparansi. Ti federasi nepi ka klub tara aya nu transparan dalam mengelola keuangan, melaporkan kondisi keuangannya ke publik, membuka klausul dan bandrol transfer pemain atau pelatih serta poin-poin bonus atau klausul khuhus didalamnya atau masalah keuangan lain.
Alasan tidak etisnya keuangan tersebut dibuka atau akan menimbulkan kecemburuan rasanya tak lagi relefan di era keterbukaan informasi kiwari. Justru transparansi akan menjadi pemicu tolak ukur penilaian dan salah satu indikator capaian yang paling mudah untuk dinilai baik oleh internal klub maupun oleh bobotoh.
Masalah KONSISTENSI ini belum cukup sampai di situ. Ia juga akan menjadi musuh dalam selimut bagi para pemain anu fight di lapangan. Kejenuhan menjelang musim berakhir, oge tekanan ti bobotoh anu mulai meneriakan “juara, juara, juara” akan menambah beban moral bagi PERSIB.
Bila pemain terlalu terbebani, pemain akan semakin mudah untuk menjadi inkonsisten, kadang alus, kadang nya kitu tea. Selain itu, emosi pemain oge jadina mudah meledak-ledak.
Contohnya basa ngalawan Barito Putra. Pasca insiden jeung Hansamu. King Eze anu katingali rada cape karena jadwal nu padat jadi emosional. PERSIB bermain dengan tegang jeung teu konsisten. Kehilangan karakter.
Tak ada lagi permainan cantik, nu aya ge teuas, silih tengkas, emosi meluap-luap. Situ nge-gas, ane libas…. Peluang yang harusnya bisa dimaksimalkan pun gagal dikonversi jadi gol, pedah najong na make emosi. Bahkan Mali anu biasa na tara loba omong ge jadi beringas di laga ieu. Teuing kunaon.
KONSISTENSI adalah musuh dalam selimut bagi semua tanpa terkecuali. Konsistensi ieu oge anu bakal terjawab dengan sendirinya di akhir musim nanti. Apakah manajemen bisa bertindak cepat dan memperbaiki kondisi internalnya?
Apakah Opah Gomez mampu mawa PERSIB jadi juara? Apakah jumlah bintang di logo PERSIB nambahan deui? Kita tunggu bersama KONSISTENSI mereka.
HIDUP PERSIB. (Bobotoh.ID/RCK. Foto: AH)
Ditulis oleh Riky Arisandi. Penulis adalah ayah dari Muhammad Yashvir Arisandi dan Nazneen Yasheera Arisandi.
Sumber:
https://bobotoh.id/baca/musuh-dalam-selimut-itu-bernama
0 Response to "MUSUH DALAM SELIMUT ITU BERNAMA..."
Posting Komentar